Kenali Ciri Ciri Anak Autis Sejak Dini

Istilah autis pertama kali dicetuskan oleh ahli jiwa bernama Leo Kanner. Leo Kanner adalah salah satu ahli kejiwaan dari Universitas John Hopkins, Amerika Serikat. Sekitar tahun 1943 Leo Kanner memakai istilah autisme untuk menggambarkan kondisi dari seorang anak yang mengalami gangguan perkembangan tersebut.
Autisme juga sering dikenal dengan Autism Spectrum Disorder atau (ASD). Autis merupakan gangguan yang berpengaruh pada proses interaksi sosial, perilaku dan komunikasi. Kelainan Autisme tersebut juga melingkupi sindrom asperger, dan autism biasanya dialami ketika masa kanak-kanak.
Penyebab autis terdiri dari banyak faktor, namun umumnya karena faktor genetik dan lingkungan. Ada beberapa karakterisitik perilaku anak penyandang gangguan autis. Namun perlu Anda tahu, gangguan ini luas sekali. Banyak sekali jenisnya, dan tidak semua sama. Ada yang berat dan ada pula yang ringan.
Umumnya ciri dan gejala anak mengalami autis itu sendiri baru bisa dilihat dengan jelas setelah adanya perubahan yang signifikan terhadap keseharian anak dan biasanya tahap ini akan mulai terlihat saat masih masa anak-anak.
Pada umumnya autis merupakan kelainan yang tidak dapat disembuhkan. Tapi ada beberapa langkah penanganan yang bisa membuat gangguan autis berkurang. jadi, sangat penting untuk mengetahui gejala dan ciri ciri autis pada anak-anak, agar kita sebagai orang tua dapat memberikan terapi dan penanganan lebih cepat.
- Gangguan Bicara
Ciri ciri autis yang pertama bisa diketahui dari kemampuan bicara pada anak. Sebanyak 40% dari anak-anak dengan autisme tidak dapat berbicara atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja. Sekitar 25-30% dapat mengucapkan beberapa kata pada usia 12-18 bulan, namun sesudahnya kehilangan kemampuan berbicara. Sedangkan sisanya baru dapat berbicara setelah agak besar. Intonasi penderita autisme saat berbicara biasanya cenderung datar dan bersifat formal. Mereka juga suka mengulang kata atau frase tertentu, atau dikenal sebagai echolalia1. - Gangguan Kemampuan Sosial
Ciri ciri autis yang kedua berkaitan dengan gangguan kemampuan sosial. Pada tingkat gejala ringan, ciri-ciri autisme yang muncul adalah tampak canggung saat berhubungan dengan orang lain, mengeluarkan komentar yang menyinggung orang lain, dan tampak terasing saat berkumpul bersama orang lain. Penderita autis dengan tingkat gejala autis yang parah biasanya tidak suka berinteraksi dengan orang lain. Mereka juga cenderung menghindari kontak mata1. Pada anak-anak, gejala autis berupa gangguan kemampuan sosial ini dapat terlihat dari ketidaktertarikannya pada permainan bersama serta sulit berbagi dan bermain secara bergantian. - Suka Melakukan Tindakan Berulang
Ciri ciri penderita autis yang ketiga adalah suka melakukan satu tindakan berulang ulang. Anak autis menyukai hal yang sudah pasti, sehingga mereka menikmati melakukan rutinitas yang sama terus menerus. Adanya perubahan pada rutinitas sehari-hari akan terasa sangat mengganggu bagi mereka. Tindakan yang berulang ini dapat bervariasi dan dikenal sebagai stimulating activities (stimming). - Perkembangan Tidak Seimbang
Ciri selanjutnya yaitu perkembangan pada anak autis cenderung tidak seimbang: perkembangan di satu bidang terjadi dengan cepat namun terhambat di bidang lainnya. Sebagai contoh, perkembangan kemampuan kognitif terjadi dengan pesat namun kemampuan bicara masih terhambat atau sebaliknya perkembangan kemampuan bicara terjadi dengan pesat namun kemampuan motorik masih terhambat - Kesulitan Berempati
Sangat sulit bagi anak penderita autisme untuk memahami perasaan orang lain, sehingga mereka jarang berempati terhadap orang lain. Mereka juga sulit mengenali dan memahami bahasa tubuh atau intonasi bicara. Saat berbicara dengan orang lain, komunikasi cenderung bersifat satu arah karena mereka lebih banyak membicarakan dirinya sendiri. Untungnya, kemampuan berempati ini dapat dilatih dan meningkat jika mereka rutin diingatkan untuk belajar mempertimbangkan perasaan orang lain. - Tidak Suka Kontak Fisik
Tidak seperti anak lain pada umumnya, sebagian anak penderita autis tidak menyukai jika mereka disentuh atau dipeluk. Namun, tidak semua menunjukkan gejala yang sama. Sebagian anak dengan autisme sering dan senang memeluk mereka yang dekat dengannya. - Tidak Suka Suara Keras, Beberapa Aroma, dan Cahaya Terang
Ciri ciri terkahir anak penderita autisme umumnya merasa terganggu dengan suara keras yang mengagetkan, perubahan kondisi cahaya, dan perubahan suhu yang mendadak. Diyakini bahwa yang membuat mereka merasa terganggu adalah perubahan mendadak, sehingga mereka tidak bisa mempersiapkan diri terlebih dahulu. Bagi anak-anak dengan autisme, memberitahu mereka tentang sesuatu yang akan terjadi ternyata bermanfaat bagi mereka.
Penanganan pada anak penderita autis
Dokter memiliki pedoman khusus dalam mendiagnosis autisme. Diagnosis pertama, memperhatikan komunikasi verbal dan nonverbal. Kedua, kemampuan interaksi dan hubungan sosial. Ketiga, keterbatasan minat saat aktivitas atau bermain.
Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan autisme. Namun, intervensi khusus dalam membantu anak autisme bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi, interaksi sosial, dan pendidikan anak.
Tidak hanya dokter, untuk menangani anak dengan autisme juga dibutuhkan tim medis termasuk psikolog atau psikiater, ahli terapi wicara, ahli terapi okupasi dan lain-lain.
Tips Berkomunikasi dengan Anak Autisme
- Membiasakan berbicara dengan kalimat singkat dan jelas. Anda juga bisa berbicara perlahan dengan jeda di antara kata.
- Berikan waktu pada anak untuk memahaminya. Jika perlu, iringi kata yang Anda ucapkan dengan gerakan tubuh yang sederhana.
- Selalu memanggil anak dengan namanya.
- Membatasi suara-suara yang timbul di dekatnya.