Pengertian Epistemologi dalam Filsafat

Istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, dengan asal kata “episteme”yang berarti pengetahuan dan “lgos” yang berarti teori. Secara etimilogi, epistemologi berarti teori pengetahuan. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan. “Epistemology is the branch of philosophy which investigates the origin, structure, method, and validity of knowledge” (Runes, 1963:94).
Menurut Langeveld (1961), epistemologi membicarakan hakikat pengetahuan, unsur-unsur dan susunan berbagai jenis pengetahuan, pangkal tumpuannya yang fundamental, metode-metode dan batas-batasannya.
Musa Asy’arie menjelaskan bahwa hakikat dari epistemologi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencari hakikat dari sebuah ilmu. Usaha yang dilakukan dalam mencari kebenaran dari sekedar trial and error tetapi dilakukan secara sistematis dan disertai dengan metode-metode yang bersesuaian dengan objek dari kajian ilmu. Pada kajian ilmu pendidikan yang bersifat sains dapat disimpulkan bahwa fakat sains harus didapatkan dan dikaji melalui sebuah percobaan pengamatan dalam bentuk sains pula. Pendapat dari beberapa sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara saintis tidak boleh dijadikan rujukan yang berlaku alas kebenaran dalam menjelaskan kejadian alam.
Ruang Lingkup Epistemologi.
Epistemologi membahas persoalan pengetahuan. Mungkinkah pengetahuan diperoleh atau tidak? Dapatkah kita memiliki pengetahuan yang benar? Kita ,engharapkan pengetahuan yang benar, bukan pengetahuan yang khilaf, yang mendasarkan pada khayalan belaka. Dalam epistemologi, yang paling pokok perlu didiskusikan adalah apa yang menjadi sumber pengetahuan, bagaimana struktur pengetahuan. Hl ini akan berkaitan dengan macam atau jenis pengetahuan dan bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan tersebut.
Pandangan tentang ruang lingkup dari kajian Epistemologi akan mencakup tentang keseluruhan objek yang ada di muka bumi. Hakikat dari cakupan objek epistemologi sangat luas dan tidak berbatas. Ketika seluruh ilmu dan objek yang ada di di bumi telah dikaji dengan sangat mendalam, manusia masih harus mencari tahu mengenai segala sesuatu yang ada di luar bumi, sebagai contoh bulan dan matahari. Objek ini akan terus berkembangan secara terus menerus sampai akhirnya tidak memiliki ujung jika pandangan dikaitkan dengan temuan Stephen Hawking mengenai alam semesta.
Beberapa pandangan ahli mengenai kajian epistemologi hanya terbatas pada pada tataran konsepsi dan dari asal-usul sumber ilmu pengetahuan secara konceptual-filofis. Suparno, guru besar Universitas Sanata Dharma memiliki pandangan bahwa epistemologi membicarakan sebuah proses pembentukan ilmu pengetahuan secara ilmiah, di sisi lain aspek-aspek yang dianggap iiku berpengaruh justru diabaikan dalam pembahasan epistemologi atau paling tidak kurang begitu diperhatikan.
Kecenderungan memandang Epistemologi dalam batasan mengenai sumber atau metode dari sebuah pengetahuan dapat di kembangkan muncul akibat adanya pembatasan pembahasan mengenai ontology dan aksiologi. Pembatasan ini berfungsi untuk membatasi secara eksplisit perbedaan antara ketiga sub filsafat yang dimaksud namun kurang memperhatikan bahwa keberlakuan dari epistemologi mencakup ontology dan aksiologi.